Pelajar SMA
Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni menyebut pelajar SMA pembuat prank teror bom di Koja Trade Mal, Jakarta Utara, tak terafiliasi jaringan teroris. Hal tersebut diketahui usai pihak kepolisian melakukan pemeriksaan latarbelakang melalui wawancara dengan pihak keluarga dan pihak terkait. “Berdasarkan hasil pemeriksaan kami kepada para orang terduga, mereka belum terafiliasi ataupun tidak terafiliasi dengan jaringan-jaringan teroris tertentu,” kata Syahroni kepada wartawan, Jumat (3/11).
“Ini kita buktikan dengan wawancara dengan pihak keluarga dan pihak sekolah dan semuanya kita nyatakan steril,” imbuhnya. Kendati demikian, Syahroni mengaku membuka peluang untuk kembali memanggil para pihak terkait untuk mendalami kejadian ini.
“Apabila di kemudian hari ada hal-hal yang perlu kita dalami lagi, kebetulan kita sudah data-data masuk, melakukan memanggil saksi-saksi ataupun data penguat lainnya yang bisa menjerat mereka,” imbuhnya. Lebih lanjut, Syahroni menjelaskan pengatasnamaan Noordin M Top oleh para pelaku dalam menyebarkan teror tersebut bersifat spontan.
Sebagai informasi, Noordin M Top adalah sosok gembong teroris asal Malaysia yang bertanggung jawab atas berbagai pengeboman di Indonesia pada dekade 2000an lalu. Berbagai aksi tersebut diantaranya Bom Malam Natal 2000, Bom JW Marriot 2003, dan Bom Kedubes Australia 2004. Sebelumnya, Kapolres Metro Jaya Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan terdapat enam pelajar yang terlibat dalam penyebaran teror ini.
Pesan Di Medsos
“Ditelusuri dari pesan medsos-nya itu yang ditaruh di IG nah didapatkan lah enam orang, enam orang itu anak SMA,” kata Gidion kepada wartawan, Kamis (2/11). “Nah, mereka ternyata saling nge-share di antara mereka yang isinya ancaman tadi yang mengatasnamakan Noordin M Top,” tambahnya.
Polisi menyebut pelajar SMA yang menyebar ancaman atau teror bom ke Koja Trade Mall, Jakarta Utara mengaku dirinya merupakan Noordin M Top. Noordin M Top merupakan seorang gembong teroris asal Malaysia yang bertanggung jawab atas berbagai aksi teror di Indonesia antara lain Bom Malam Natal 2000, Bom JW Marriot 2003, dan Bom Kedubes Australia 2004.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan total ada enam pelajar SMA yang terlibat dalam penyebaran ancaman teror ini. “Ditelusuri dari pesan medsosnya itu yang ditaruh di IG nah didapatkan lah enam orang, enam orang itu anak SMA,” kata Gidion kepada wartawan, Kamis (2/11). “Nah mereka ternyata saling ngeshare di antara mereka yang isinya ancaman tadi yang mengatas namakan Noordin M Top,” sambungnya.
Saat ini para pelajar SMA ini masih dimintai keterangan terkait ancaman bom ke pusat perbelanjaan tersebut. Gidion kembali menegaskan tidak ditemukan bom di dalam gedung Koja Trade Mall. Ancaman itu, lanjut dia, hanya keisengan para pelajar SMA tersebut.
Baca Juga : Penyebab Dan Cara Mengatasi Tenggorokan Yang Gatal
“Itu hanya mainan di antara mereka, ya di satu sisi anak ini mainan tidak pada tempatnya, tetapi secara SOP sudah kita pastikan lokasinya aman dan aktivitas normal, tidak ada masalah,” tutur dia. Sebelumnya, Koja Trade Mall yang berada di Jakarta Utara mendapat ancaman atau teror bom dari seseorang pada Kamis (2/11).
Ancaman teror itu langsung dilaporkan oleh pihak pengelola mal ke pihak berwajib. Merespons laporan itu, sejumlah personel kepolisian lantas mendatangi lokasi untuk melakukan penyisiran. Berdasarkan unggahan di akun Instagram @polsek_koja, disampaikan bahwa dalam ancaman itu disampaikan ada bom yang berada di sekitar gedung mal. Dalam unggahan itu, disampaikan pula penyisiran itu dilakukan oleh personel kepolisian di seluruh bagian gedung.
“Setelah kami mendapat laporan dari Manajemen KTM, saya selaku Kapolsek Koja langsung mengirimkan tim ke TKP, untuk melakukan sterilisasi awal pada TKP,” kata Kapolsek Koja, Kompol Muhamad Syahroni seperti dikutip dari unggahan tersebut.