Spesialis industri penerbangan mengatakan harga karcis pesawat akan lebih tinggi pada 2024. Tarif penerbangan Anda selanjutnya kemungkinan akan naik berdasarkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), yang mengadakan pertemuan tahunannya pada Senin, 3 Juni 2024 di Dubai, rumah bagi maskapai penerbangan jarak jauh Emirates.
Mengutip dari website Euronews, Rabu, 5 Juni 2024, maskapai penerbangan ketika ini terus melaksanakan pemulihan dari larangan terbang di semua dunia selama pandemi virus corona. Melainkan para pemimpin industri mengatakan bahwa ada beberapa tarif yang kemungkinan akan menunjang harga karcis menjadi lebih tinggi.
Salah satu penyebabnya ialah inflasi di semua dunia, yang ialah situasi sulit yang terus terjadi semenjak pandemi ini dimulai. Tarif bahan bakar pesawat jet, sekitar sepertiga dari semua pengeluaran maskapai penerbangan, masih tetap tinggi.
Sementara itu, dorongan global terhadap industri slot server thailand no 1 penerbangan untuk melaksanakan dekarbonisasi menyebabkan semakin banyak maskapai penerbangan yang berjuang untuk mendapatkan sedikit bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avturefuel, atau SAF), yang tersedia di pasar.
“Maskapai penerbangan akan terus melaksanakan semua yang mereka bisa untuk menjaga tarif tetap terkendali demi kepentingan konsumen,” kata Willie Walsh, direktur jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional, sebuah kategori industri-perdagangan.
“Melainkan berdasarkan saya tidak realistis untuk mau bahwa maskapai penerbangan bisa terus menanggung semua biayanya. … Ini bukanlah sesuatu yang mau kami lakukan, tetapi ini ialah sesuatu yang mesti kami lakukan,” terang Walsh sambil mengatakan bahwa hal ini yang juga menekan industri ini ialah pandemi yang melanda produksi pesawat terbang, kata mereka.
Maskapai penerbangan sekarang memperbolehkan pesawat tua yang menggunakan lebih banyak bahan bakar terbang lebih lama. Pesawat baru juga tidak cukup untuk memperluas rute dan meningkatkan pasokan guna menurunkan harga secara keseluruhan.
Peringatan ini muncul ketika IATA memperkirakan secara global, pendapatan maskapai penerbangan akan menempuh hampir 1 triliun Euro pada 2024, sebagai sebuah rekor tertinggi. Akan ada 4,96 miliar wisatawan yang menggunakan pesawat tahun ini, dengan sempurna pengeluaran untuk maskapai penerbangan menempuh 936 miliar dolar AS yang ialah rekor tertinggi lainnya.
Melainkan keuntungan industri juga diperkirakan menempuh hampir 60 miliar dolar AS tahun ini. Secara khusus, Emirates, pelopor utama perekonomian Dubai, mencatatkan rekor keuntungan pada 2023.
Hasil yang dicapai Emirates sama dengan hasil yang diperoleh dari basisnya, Airport Internasional Dubai. Airport tersibuk di dunia bagi wisatawan internasional ini mempunyai 86,9 juta penumpang pada tahun lalu, melampaui jumlah penumpang pada tahun 2019 pas sebelum pandemi virus corona menghentikan penerbangan global.
Penyebab Harga Tiket Pesawat Dalam Mahal
Mengutip dari Regu Bisnis Liputan6.com, 24 Mei 2024, Pengamat Transportasi Darmaningtyas menyoroti harga karcis pesawat yang dinilai kemahalan oleh konsumen. Mahalnya harga karcis pesawat ini lebih-lebih dinikmati calon penumpang untuk rute-rute dalam negeri.
Darmaningtyas, mengucapkan karcis pesawat termasuk salah satunya maskapai Garuda Indonesia benar-benar tergantung pada beraneka aspek, contohnya harga avtur hingga skor tukar dolar Amerika Serikat (AS). Ia menyebut, semua transaksi berhubungan industri penerbangan sata ketika ini memang menggunakan dolar AS.
Transaksi hal yang demikian seperti pembelian pesawat, onderdil atau suku cadang hingga perawatan. “Jadi, ketika rupiah jeblok, otomatis akan berpengaruh terhadap karcis pesawat,” kata Darmaningtyas terhadap Liputan6.com, Jumat, 24 Mei 2024.
Jikalau untuk maskapai Garuda Indonesia, bukan cuma faktor harga avtur hingga dollar, faktor lainnya diperhatikan dari bagaimana metode Garuda Indonesia mengelola manajemen korporasi itu sendiri. manajemen korporasinya tidak kompeten dan boros, maka akan berpengaruh pada karcis pesawat yang semakin membumbung.