Bell’s palsy merupakan kondisi yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara pada otot-otot wajah. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh infeksi virus, peradangan, dan pembengkakan saraf kranial ketujuh, yaitu saraf yang mengontrol otot wajah.
Saat bell’s palsy terjadi, wajah seperti terkulai. Biasanya hanya terjadi pada satu sisi wajah, sehingga saat senyum terlihat miring, atau kelopak mata yang tidak menutup. Gejala tersebut dapat berlangsung selama beberapa bulan dan hilang tanpa pengobatan.
Penyebab Bell’s Palsy yang Perlu Dikenali
Kondisi bell’s palsy terjadi ketika saraf kranial ketujuh menjadi bengkak atau tertekan, sehingga mengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan wajah. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari kerusakan saraf ini. Namun, kebanyakan peneliti meyakini bahwa kondisi ini dipicu oleh infeksi virus.
Mengutip National Institute of Neurological Disorders and Stroke, para ahli meyakini bahwa infeksi virus yang tidak aktif dapat terbangun kembali sehingga memicu bell’s palsy. Jika kamu stres atau barus aja sakit, dapat menjadi pemicu potensial. Sama halnya dengan trauma fisik yang terjadi, atau bahkan kurang tidur. Kondisi autoimun juga menjadi pemicu yang mungkin menyebabkan bell’s palsy.
Hal diatas dapat terjadi karena saraf wajah bereaksi terhadap infeksi dengan pembengkakan. Sehingga menyebabkan tekanan pada kanal tulang (kanal fallopii) yang dilalui oleh saraf wajah ke sisi wajah.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, radang saraf wajah dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke sel saraf. Kerusakan saraf kranial dan sel saraf ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot wajah.
Waktu pemulihan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kerusakan saraf. Jika kerusakan saraf bersifat, ringan, pemulihan dapat berlangsung dalam 2 hingga 3 minggu sejak gejala awal. Jika kerusakan saraf lebih parah, diperlukan waktu 3 hingga 6 bulan untuk melihat perbaikan.