Beranda Health Ketahui Klasifikasi Hipertensi

Ketahui Klasifikasi Hipertensi

106
0
Ketahui Klasifikasi Hipertensi
Ketahui Klasifikasi Hipertensi

Tingkatan kondisi tekanan darah seseorang ditentukan melalui klasifikasi hipertensi. Klasifikasi hipertensi dibuat untuk melihat apakah tekanan darah seseorang berada pada tingkatan yang aman atau sebaliknya.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yakni hipertensi primer/essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebab pastinya, sebaliknya hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yang mendasari.

Lebih dari 90 persen kasus hipertensi masuk ke dalam kategori hipertensi primer, sedangkan hipertensi sekunder hanya meyumbang 2 hingga 10 persen dari total kasus hipertensi.

Klasifikasi Hipertensi

Pada pemeriksaan tekanan darah, yang diukur adalah tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah diklasifikasikan sebagai normal apabila sistoliknya kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg, atau biasa ditulis dengan 120/80 mmHg

READ  Polidaktili, Adanya Jari Tambahan pada Tangan atau Kaki

Berikut ini adalah klasifikasi tingkatan dalam hipertensi lainnya:

Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg tergolong prahipertensi. Individu dengan prahipertensi tergolong berisiko lebih tinggi terkena hipertensi.

Jadi jika tekanan darah Anda 110/85 mmHg atau 130/79 mmH, Anda tergolong individu yang berisiko terkena hipertensi. Pada kondisi ini, diperlukan perubahan gaya hidup guna mengurangi risiko Anda terkena hipertensi di masa depan.

Hipertensi tingkat 1
Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90–99 mmHg. Jika tekanan darah sistolik atau diastolik Anda berada pada rentang ini, Anda sudah memerlukan pengobatan karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih tinggi.

READ  Apakah Herpes Bisa Sembuh? Ketahui Fakta Pemulihannya

Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 100 mmHg. Pada tahap ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari satu obat. Kerusakan organ tubuh mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan kardiovaskular, walaupun belum tentu bergejala.

Hipertensi krisis
Jika tekanan darah Anda tiba-tiba melebihi 180/120 mmHg, Anda mengalami hipertensi krisis. Pada tahap ini, Anda harus segera menghubungi dokter, terlebih jika Anda mengalami tanda-tanda kerusakan organ seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan berbicara.

READ  Memahami Obat Koreng Sesuai dengan Jenis Lukanya

Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kondisi tubuh saat pemeriksaan. Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis hipertensi, perlu dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

Jika dalam 2 kali pengukuran lalu hasil tekanan darah Anda berbeda jauh, hasil yang akan diambil adalah hasil pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi.