Merauke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan diciptakan penyedia pangan skala luas lewat modernisasi pertanian lewat optimasi lahan (Opla) oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Berkaitan dengan hal hal yang demikian, Pemerintah Tempat Kabupaten Merauke menyambut bagus kebijakan Pemerintah Pusat mewujudkan Merauke sebagai lumbung pangan di Wilayah Timur Indonesia dengan Program Optimasi Lahan Sekitar seluas 40.000 Ha.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan, Kabupaten Merauke mempunyai potensi lahan pertanian seluas 1,2 juta hektar (Ha). Hingga dengan 2023, termanfaatkan untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura mahjong ways seluas 67.612,49 Ha dengan luas Baku Sawah (LBS, 2023) seluas 42.328,42 Ha.
“Luas baku sawah hal yang demikian tiap tahun rata-rata luas tanam 63.000 Ha, rata-rata Indeks Pertanaman 1,7,” ujar Mentan Amran Sulaiman, Kamis (30/5).
Mentan menyebut, potensi optimasi lahan rawa di Kabupaten Merauke menempuh 44.711 Ha. Letaknya tersebar di 7 spot utama adalah Distrik Jagebob seluas 5.060 ha, Distrik Kurik seluas 12.742 ha, Distrik Malind seluas 6.186 ha, Distrik Merauke seluas 1.686 ha, Distrik Naukenjerai 261 ha, Distrik Semangga seluas 7.027 ha dan Distrik Tanah Miring seluas 11.746 ha.
“Sementara akan kami targetkan 40.000 ha di Merauke, secara bertahap sasaran hal yang demikian akan kami capai dengan optimasi lahan dan mekanisasi pertanian, sehingga pertanaman yang hanya satu kali dalam setahun dapat dapat ditingkatkan menjadi 2-3 kali dalam setahun,” ujar Mentan Amran.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, supaya kesibukan optimasi lahan rawa ini berjalan dengan bagus dan maksimal, selain melaksanakan koreksi infrastruktur dari kesibukan Opla, juga dialokasikan alsintan sebanyak 330 unit untuk 7 distrik di Kabupaten Merauke. Rinciannya, TR4 200 unit, TR2 30 unit, pompa air 80 unit, RT 20 unit.
“Dikala ini telah dijalankan olah tanah di Kampung Ngguti Bob Distrik Tanah Miring, Kab. Merauke memakai alsintan yang telah kita alokasikan. Kegiatannya di antaranya normalisasi saluran dan pengolahan lahan pada lahan rawa pasang surut dengan memakai TR 4,” kata Ali Jamil.
Ali Jamil menjelaskan, secara umum sawah di Kabupaten Merauke memakai cara polder mini. Artinya sawah dikelilingi tanggul dan pematang. meskipun untuk peredaran air memakai pompa.
“Pompanisasi diterapkan pada musim hujan untuk mengurangi genangan di sawah, dan pada musim kering diterapkan untuk mengisi air dari saluran sekunder ke dalam sawah,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pada beberapa lahan di Merauke masih terdapat lahan yg IP100 dikarenakan pasokan air dan tak tersedianya aksesibilitas. Karenanya, Ali Jamil melanjutkan, salah satu solusinya adalah dengan normalisasi saluran atau penempatan pompa air yang berkapasitas besar, untuk mempercepat pengaliran air dari intake dan estafet pada saluran yang jauh dari intake.
” juga pada musim hujan untuk mempercepat drain dari zona sawah ke saluran pembuang,” kata Ali Jamil.