Partai Konservatif, partai yang berkuasa slot depo 10k di Inggris, udah menskors salah satu anggota parlemennya, Lee Anderson. Ini sehabis dia menyebutkan Wali Kota London Sadiq Khan berada di bawah kendali “Islamis”. Khan, orang Muslim pertama yang menjadi wali kota London dan anggota oposisi Partai Buruh, kerap menjadi sasaran kritik Konservatif atas penanganan kepolisian di ibu kota Inggris, termasuk demonstrasi pro-Palestina yang teratur dilakukan. Pada Rabu, ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar parlemen, sepanjang pemungutan suara yang kacau berkenaan apakah akan menyerukan gencatan senjata di Gaza dan bahasa yang tepat untuk digunakan.
Khan – berbicara berkenaan pentingnya memerangi anti-Semitisme, misogini, dan homofobia
Ketua majelis rendah parlemen, Lindsay Hoyle, menyebutkan dia melanggar prosedur yang biasa dilaksanakan parlemen didalam pemungutan suara gara-gara terdapatnya ancaman kekerasan di awalnya yang di terima lebih dari satu anggota parlemen gara-gara pandangan mereka berkenaan konflik tersebut. Suara-suara pro-Israel di Inggris, layaknya Anderson, berusaha menggambarkan gerakan pro-Palestina sebagai gerakan yang berbahaya, meskipun mayoritas responden Inggris didalam lebih dari satu jajak pendapat menunjang diakhirinya serangan Israel di Gaza.
Berbicara terhadap Jumat di saluran televisi GB News, Anderson berkata, “Saya memang tidak yakin grup Islamis ini udah menguasai negara kita. Namun, yang saya yakini adalah mereka udah menguasai Khan dan menguasai London. Dia memberikan ibu kota kita kepada teman-temannya.” Pernyataannya menyebabkan banjir kritik berasal dari bermacam spektrum politik. Ketua Partai Buruh Anneliese Dodds menyebut pernyataan berikut “sangat rasis dan Islamofobia”.
Menteri Bisnis berasal dari Partai Konservatif Nus Ghani, anggota parlemen senior Sajid Javid dan Gavin Barwell termasuk di antara tokoh senior Tory (singkatan Partai Konservatif;red) yang bergabung mengecam Anderson. Barwell lebih-lebih menyebut komentar berikut sebagai “penghinaan tercela”. Sementara Dewan Muslim Inggris menyebutkan pernyataan Anderson “menjijikkan” dan ekstremis.
Khan – yang secara tertata berbicara berkenaan pentingnya memerangi anti-Semitisme, misogini, dan homofobia – menyebutkan kepada wartawan bahwa dia beranggap komentar Anderson sebagai rasis dan Islamofobia. Khan meyakinkan komentar berikut akan “menambah api kebencian anti-Muslim”. Di sedang meningkatnya kritik terhadap pernyataan Anderson terhadap Sabtu, Partai Konservatif menyebutkan mereka udah memutuskan bahwa dia tidak bisa lagi mewakili mereka di Parlemen.
“Menyusul penolakannya untuk meminta maaf atas komentar yang dibuat kemarin, Chief Whip udah menangguhkan anggota parlemen Lee Anderson,” kata juru berbicara Simon Hart, menteri pemerintah yang bertanggung jawab atas telaten partai. Anderson, mantan wakil ketua Partai Konservatif, tidak langsung menanggapi permintaan komentar. Dia saat ini akan duduk sebagai anggota parlemen independen di parlemen.
Sebuah survei yang dilaksanakan terhadap 16-18 Februari oleh Savanta menyatakan bahwa 29 persen warga Inggris yakin bahwa Partai Konservatif mempunyai masalah bersama Islamofobia, kuantitas terbanyak dibandingkan partai politik besar mana pun. Sayeeda Warsi, anggota House of Lords berasal dari Partai Konservatif dan mantan ketua bersama partai tersebut, di awalnya menyebutkan bahwa Partai Konservatif “secara institusional Islamofobia”.
Komentar Anderson keluar disaat insiden Islamofobia meningkat secara dramatis di semua Inggris. Sebuah grup pemantau Tell MAMA menyebutkan terhadap Kamis bahwa insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih berasal dari tiga kali lipat sehabis pecahnya perang antara Israel dan Hamas terhadap Oktober.
Sejak pas itu, Tell MAMA mencatat 2.010 masalah serupa, kuantitas masalah terbesar yang tercatat didalam periode empat bulan, menurut sebuah pernyataan berasal dari organisasi tersebut, yang dibentuk untuk memantau dan melaporkan insiden tersebut. Angka paling baru berikut naik berasal dari 600 insiden terhadap periode yang mirip terhadap 2022-2023, atau meningkat sebesar 335 persen.
“Kami amat prihatin bersama pengaruh perang Israel dan Gaza terhadap kejahatan rasial dan kohesi sosial di Inggris,” kata direktur Tell MAMA, Iman Atta. “Meningkatnya kebencian anti-Muslim ini tidak bisa di terima dan kita meminta para pemimpin politik bersuara untuk memberikan pesan yang mengetahui bahwa kebencian anti-Muslim, layaknya anti-Semitisme, tidak bisa di terima di negara kami.”